Delegasi Parlemen Indonesia mengapresiasi berbagai program pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dijalin Asean dan Jepang termasuk diantaranya program-program peningkatan pendidikan melalui bea siswa, training course, pertukaran pelajar dan berbagai program lainnya.

Hal itu disampaikan Delegasi Parlemen Indonesia Emil Abeng saat pertemuan dengan Parlemen Negara Observer dari Jepang, dalam Sidang Umum Ke-33 Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Rabu (19/9) di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Emil mengatakan, delegasi Indonesia berharap kerja sama pengembangan dan peningkatan kapasitas  SDM masyarakat Asean menjadi bagian penting implementasi Plan of Action. Indonesia mencatat, implementasi Japan East Asia Network of Exchange Students and Youth (JENESYS) yang telah berhasil mengundang 8.700 anak muda Asean dalam waktu 4 (empat) tahun.

Delegasi Indonesia menyambut baik gagasan Jepang untuk menerapkan program pertukaran 3.000 anak muda Asean dan Jepang hingga akhir Maret 2013.

Untuk mendukung peran AIPA dalam membangun kerja sama yang lebih erat antara Asean dan Jepang, delegasi Indonesia juga mengusulkan perlunya Parlemen Anggota AIPA dan Parlemen Jepang untuk melakukan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas maupun brainstorming dan kerja sama antar parlemen anggota Asean dan Jepang dalam berbagai tipe kegiatan yang memungkinkan seperti komunikasi dan saling tukar pandangan dan best practices antar anggota parlemen dalam isu-isu tertentu, short course bagi tenaga-tenaga pendukung parlemen maupun kegiatan-kegiatan lainnya.

Parlemen Indonesia juga mengapresiasi dukungan Jepang dalam berbagai proyek riset dan pengembangan pangan, kehutanan dan pertanian yng telah dilakukan di berbagai wilayah di Asean.

Dukungan official Development Assistance menunjukkan komitmen Jepang dalam bersama-sama menuju kemakmuran dunia.

Salah satu hal yang krusial terkait isu ini adalah mengenai harga pangan. Oleh karenanya, sebagai negara yang peduli dengan hal tersebut, dia berharap kerja sama mendalam dan juga tukar menukar praktik cerdas dan pikiran tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan dalam upaya stabilisasi harga pangan. Karena, kata Emil, bagaimanapun juga industri pertanian pangan dan kehutanan akan mengalami masalah jika terjadi krisis dalam sektor pertanian.

Terkait dengan isu energi, penggunaan energi baru dan terbarukan, delegasi Indonesia berpandangan hanya berkisar menjadi wacana. Pengembangannya menurut Emil masih sangat terbatas dan menemui banyak kendala.

Delegasi Indonesia, katanya, ingin mengetahui lebih detail bagaimana upaya dan prioritas Jepang dalam pengembangan energi dan energi terbarukan ke depan, khususnya setelah bencana tsunami yang mengganggu penggunaan nuklir untuk pasokan listrik.

Asean memiliki Asean Centre for Energy (ACE) dan telah menjalin kerja sama energi dengan Jepang dalam bidang efisiensi dan konservasi energi dan juga pembangunan database energi maupun minyak.

Indonesia berharap kerja sama tersebut tidak hanya berkutat pada aspek eksekutif, tetapi juga menyentuh para aktor legislasi seperti tukar menukar praktik cerdas mengenai kebijakan dan langkah-langkah apa yang dapat mengakomodasi kepentingan pengembangan dan konservasi energi baru dan terbarukan, penerapan clean development mechanism dan lainnya.

Indonesia juga berpandangan, prioritas Jepang untuk penanganan isu bencana alam dalam kerja sama di kawasan juga suatu hal yang menggembirakan. Mengingat kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang rentan terhadap bencana.

Karenanya dukungan Jepang dan pelaksanaan latihan bersama secara berkala untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan bencana dapat terus dilakukan.(tt)/foto:iwan armanias/parle.